Sabtu, 13 Juni 2009

Katak yang malang
Pada suatu hari ada se ekor katak besar (kabes) yang hidup di tengah hutan yang luas. Kabes ini kesehariannya selalu ceria dan bermain air dengan sepuasnya berenang kesana kemari dengan melantunkan lagu kung king kek gung gung gung berulang-ulang.
Teman kabes ini banyak mereka bermain dengan baik tidak bertengkar, tidak cakar-cakaran, melompat kesana kemari dengan penuh kegirangan kalau ada makanan tidak saling berebutan tapi dibagi dengan baik oleh kabes ini.
Pada suatu hari ada seekor katak hijau (kahij) mendatangi katak-katak yang lain untuk mempengaruhi supaya suasanya yang aman dan nyaman itu menjadi ricuh. Aturan-aturan di dunia per-katak-an supaya kacau balau yang tadinya katak-katak itu apabila bermain bisa tertib dan diantara katak-katak itu sudah menerapkan kedisiplinan yang tinggi sesuai aturan main yang telah dibuat. Kini karena ada kahij yang iri dan dengki melihat keharmonisan para katak yang dipimpin oleh katak besar.
Tak selang berapa lama kahij mengatur strategi supaya bisa memporakporandakan situasi dan kondisi yang ada. Kahij kasak kusuk sedemikian rupa. Ahirnya dengan tingkah laku kahij ada katak yang terpengaruh, ada katak yang netral dan ada katak yang tetap setia pada kabes. Nah dengan suasana seperti ini timbullah kelompok-kelompok. Ada kelompok kabes, kelompok kahij dan kelompok yang netral.
Suaasana per-katak-an yang dulunya harmonis mulai kurang harmonis dan bahkan tidak harmonis lagi. Sehingga yang tadinya bisa bermain bersama dan saling menyapa, kini keadaannya sangat berbeda yang tadinya bila bertemu saling menyapa dan bersalaman dengan manis yang terjadi ternyata kelompok kahij “melengos” nyuekin buang muka dengan sinisnya. Kabes tidak tersinggung masih tetap bersabar.
Hari demi hari, minggu demi minggu, tahun demi tak terasa pertengkaran panas dan dingin telah berjalan dalam kurun waktu sepuluh tahun.
Pada tahun belakangan terjadi kemarau yang panjang, para katak pada kehausan mencari air kesana kemari tidak mendapatkannya. Banyak katak yang minta tolong untuk bisa mendapatkan air. Banyak katak yang pada lemah lunglai karena kesana kemari tidak mendapatkan air. Kahij berteriak-teriak sekuat tenaganya”tolong, tolong, toloooooooong” lantas ada seekor burung besar yang mendengar dan menghampirinya.
Burung besar (bubes) bertanya “ Kenapa kamu berteriak-teriak seperti itu”?
Jawab kahij, Aku kehausan sudah kesana kemari aku tidak mendapatkan air, aku sampai lemas dan nyaris pingsan.
Bubes, “baik kalau begitu kamu ikut saya. Tapi ingat selama ikut saya, kamu jangan sampai bicara apa-apa walau kamu melihat air”.
Jawab kahij, baik.aku akan mentaatimu.
Bubes, kamu gigit kaki saya akan saya ajak terbang mencari air dan ingat pesan saya.
Nah kahij diajak terbang tinggi oleh bubes untuk mencari air dengan posisi mulut kahij menggigit kaki bubes. Di saat terbang tinggi untuk mencari air, kahij melihat danau yang penuh dengan air. Saking girangnya, kahij tidak ingat aturan main dari bubes. Kahij teriak kegirangan, ada airrrrrrrr, terlepaslah kahij dari kaki bubes dan jatuh terbentur ke batu yang besar. Kahij tubuhnya remuk dan hancur berkeping-keping karena tidak mengikuti aturan dari bubes. Sekian. Cerita lebih seru ada di edisi berikutnya. Baca terus bulletin bergengsi ini. Jwsr.

1 komentar:

  1. Dasar kodok. Emang gak tahu aturan.
    yang gak tahu aturan itu namanya kodok
    Tapi kodok pandai melompat di atas aturan
    sehingga dia tak pernah keserimpung aturan.

    Wahai engkau yang tak tahu aturan..!
    Aku sihir engkau menjadi kodok

    BalasHapus