Senin, 15 Juni 2009

GURU

Menjadi Guru Yang Menyenangkan

Bagaimana cara membuat kegiatan belajar dan mengajar menyenangkan?
Untuk menciptakan belajar-mengajar yang menyenangkan, kita harus memiliki landasan pemelajaran yaitu pembangunan emosi positif sebelum kegiatan belajar-mengajar dimulai karena otak itu akan bekerja secara maksimal jika keadaan berlangsung menyenangkan.Oleh karena itu, yang perlu kita bangun adalah sebagai berikut:
1. “Learning is Most Effective When it’s Fun” (belajar akan berlangsung sangat efektif jika berada dalam keadaan yang menyenangkan).
Menyenangkan atau membuat suasana belajar dalam keadaan gembira bukan berarti suasana ribut dan hura-hura dan suka-suka. Kegembiraan di sini berarti bangkitnya minat adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman (penguasaan atas materi yang dipelajari), dan nilai yang membahagiakan pada diri si pemelajar yaitu dengan ciri joi (keceriaan), interest (ketertarikan), contentment (kepuasan atau kelegaan), dan love (cinta atau kasih sayang).
2. AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku).
Ambak memberikan jalan yang lapang kepada para pengajar untuk menemukan secara cepat kegembiraan dalam belajar-mengajar.Bagaimana membangkitkan motivasi, menumbuhkan minat, mencari konteks dan yang paling penting adalah menemukan manfaat belajar-mengajar melalui bertanya.
Dengan AMBAK akan mempersegar wajah kita ketika kita berhadapan dengan murid-murid kita dikarenakan kita akan meraih sesuatu yang bermakna dalam proses belajar mengajar yang kita selenggarakan. AMBAK juga akan mendorong kita mengaitkan seluruh mata pelajaran yang kita ajarkan dengan kehidupan keseharian anak didik kita. AMBAK yang jelas dan spesifik akan dapat memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan secara hebat. Apapun yang ingin kita lakukan jika yang kita lakukan itu tidak memberikan manfaat kemungkinan besar kita akan ogah-ogahan melakukannya.
3. Braind-Based Learning (Belajar berdasarkan cara bekerjanya otak)
Otak adalah organ paling banyak dimanfaatkan ketika seseorang menempuh pendidikan. Memahami cara bekerjanya otak menjadi sangat penting agar peneyelenggaraan pendidikan meraih kesuksesan. Otak kita terus berkembang bila kita hidup dalam lingkungan yang penuh tantangan.
Seorang psikolog dan peneliti yang bernama Howard Garder menemukan adanya sembilan macam kecerdasan yang distilahkan dengan multiple intelligences (kecerdasan majemuk).
Menurut Toni Buzan otak manusia baru dimanfaatkan oleh para pemiliknya sekitar satu persen “your brain is like a sleeping giant” sebab ada 99% kehebatan otak manusia yang belum dimanfaatkan.
Ungkapan Buzan ini selayaknya dapat memicu kita untuk mempedulikan otak kita ketika kita mau menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar. Mungkin saja kelas-kelas di sekolah menjadi membosankan dan kurang menggairahkan lantaran kita tidak memanfaatkan kehebatan otak kita. Kita-para pengelola dan pengajar di sekolah-tidak lagi mampu memunculkan daya-daya kreativitas kita dalam membuat sekolah menjadi tempat yang dapat membangkitkan kemauan dan kemampuan belajar lantaran, mungkin saja, kita tidak mau dan mampu memahami diiri kita yang terkait dengan otak kita.
Dunia sudah berubah secara cepat. Apabila kita, guru tidak menarik dan menyenangkan dalam belajar-mengajar akan ditinggalkan oleh para muridnya karena anak era cyberspace ini dapat belajar lewat guru maya (internet), perpustakaan pribadi atau sekolah, pameran-pameran, media cetak, televisi, radio, museum, kebun binatang, stadion, keindahan alam, kekayaan hutan dan lain sebagainya yang serba menarik.
Oleh karena itu, hal penting yang dapat dilakukan oleh para pengajar supaya menarik dan menyenangkan adalah mencari kaitan antara mata pelajaran dengan kehidupan sehari-hari para siswa. Metode Contextual teaching and learning (CTL) akan efektif dapat diterapkan apabila si penerap metode CTL menguasai brain-based learning (BBL). CTL dan BBL adalah konsep ampuh yang dapat menggerakkan proses pendidikan di sekolah menjadi kegiatan yang menyenangkan dan bermakna. CTL dapat mendekatkan dunia nyata-lewat sebuah mata pelajaran-kepada anak didik, dan BBL dapat menjadikan anak memilih cara belajar yang cocok dengan dirinya. ( Disarikan dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar